26.9.14

HARI YANG SLALU DIKENANG

26 Mei 2014, senin malam. Aku mulai obrolan dengan bertanya,
‘Impian kamu apa Nes?’ Dijawabnya gini, ‘Pengen sukses, ngabahagiakan ortu, punya pacar.’ Jebret! Apa apaan nih dia ngomong gitu.
‘Pacar? Jadi aku?’
‘Oh jadi slama ini kamu nganggep kita pacaran?’
‘Menurut kamu? Cewek kan jago ngerasain.’
‘Ohiya, ngerti sekarang. Kita pacaran’ Oke baru ngerti dia kenapa akhir-akhir ini sering bilang I Love You.
‘Iya, kita pacaran.’ Aku ketik dengan super cepat.
‘Uuuuu, ga jomblo lagi’ katanya
‘I love you Vanesha’
‘I love you tooo’

Serius! Rasanya seru banget. Ngungkapin perasaan cinta itu rasanya seperti naik pesawat saat lepas landas. Cinta membuatmu terbang ke langit tapi perasaan takut ditolak mencoba menarikmu jatuh ke bumi. Dan dorongan rasa percaya diri membuatmu benar benar terbang!

Seru! Yes! We did it, pilot Jnny and co-pilot Vanesha is in the blue sky right now.

‘Jangan panggil Nes lagi, panggil sayaang aja'
‘Iya Vanesha sayang’

Mulai saat itu dia jadi sangat hangat. Ingat menyebalkannya Astrid di How to Train Your Dragon 1? Setelah kami pacaran dia seperti Astrid di film kedua, lembut banget. Atau mungkin dia Yandere? But I do not care. Aku suka banget momen itu.

Aku selalu percaya bahwa pacaran adalah kerjasama dua insan, kerjasama tim. Vanesha bukan hanya seorang pacar tapi dia bagian dari tim. Seorang partner.
‘Aku lebih suka gunain kata partner dibanding pacar’
‘Hmmm pacar ya pacar’ dia nggak mengerti maksudku.

Aku tidak membahasnya lebih lanjut karena lebih baik menunjukkannya dengan praktik.

'Vanesha, i will give you a secret’
‘Apa sayaang’
‘You are my first love.’
‘Really?’
‘Woww hahahah’
‘Hahah’
‘Semoga kita langgeng ya sayang’
‘Iya sayang I love you’
‘I love you moreeee’


Itu rasanya indah banget. Serasa dia hadir di samping aku. Kita LDR, tapi apalah masalah jarak ribuan kilometer selama rasa sayang itu besar dan menjadi penghubung yang kuat. (jnny)

23.9.14

MASALAH YANG MENYATUKAN

Kita lompat ke minggu sore yang indah tanggal 1 Juni 2014. Saat itu aku dan temenku lagi nongkrong nge-jus di depan SMA 1 Pekanbaru. Sebut saja namanya Melfin, karena emang itu namanya. Sebelum ngejus, kami pergi ke suatu toko untuk membungkus kado yang telah aku persiapkan.

Nah, tema ngejus kita saat itu adalah bagaimana cara memberikan kado yang elegan kepada seorang gadis. Dia lebih expert masalah romance dibanding aku. Kado itu untuk apa? Sebagai hadiah ulang tahun dari seorang pacar. Yap saat itu kami udah pacaran. Pacaran dulu baru ngasih kado, kalau masih gebetan mah jangan, itu menyogok perasaan cewek namanya!

Kita agak mundur ke tanggal 21 Mei ya, kalau nggak salah disitu. Pagi itu kita chatting simpel, terus kira-kira jam 9 pagi dia nanya sesuatu ke aku. Karena saat itu dikerjaan ga begitu rame, aku bisa jawab.

‘Orang matii bisa idup lagi?’
‘Bisa.’ Jawabku dengan penuh percaya diri
‘Ko bisaa?’
‘Definisi hidup dan mati itu kan relatif. Emang kenapa?’

Nah mulailah dia bercerita. Jika cewe bercerita, kita para cowo wajib diem dan ikut merasakan. Jangan memotong apalagi sok ngasih saran.

Beberapa hari sebelumnya itu dia sering diteror cowok dari LINE. Terornya ga serem-serem amat kok, cuman ditembak jadi pacar aja. Ahahah. Sebut aja nama itu cowok si Erix, karena emang itu namanya. Si Erix itu tau LINE si Vanesha dari temennya. Ngobrol, jatuh hati dan nungkapin perasaan ala anak kecil (baca: nembak) namun ditolak mentah-mentah Vanesha dengan alasan udah punya pacar.

Si Erix pun mulai drama-dramaan. Alasan ditolak sama si Vanesha, dia jadi jatuh sakit atau mau bunuh diri atau apa, aku agak lupa juga. Pokoknya masuk rumah sakit dan koma. Nah ceritanya LINE si Erix itu pegang sama mama-nya. Ntah bener itu mama nya atau nggak, dibujuk lagi deh si Vanesha itu. Hahaha.
11-12 absurd nya dengan si Erix. Hahaha. Capek nanggepinnya, Vanesha curhat deh ke aku hahah. Dia juga ngirim screenshot chatnya sama si Erix dan mamanya itu juga. Hahaha.

‘Itu fake V. Hahah’
‘Iyaaa, aku juga mikirnya gitu. Masa sampe koma’
‘Bilang gini ke dia, Kamu cowok lemah yang perlu meningkatkan kualitas diri.’ Saranku
‘Okee aku bilang gitu ke dia.’
‘Bilang juga ke dia, itu omongan dari pacar kamu.’

Sorenya itu kita bahas lagi si Erix. Dia udah pulang dari rumah sakit dan LINE nya udah ditangannya. Setelah membaca chat Vanesha yang aku sarankan. Balas si Erix gini, ‘Kayaknya pacarmu orangnya berkualitas. Semoga bahagia sama dia.’ Yeah pengakuan kekalahan yang menarik!

‘Kita berhasil Vanesha!’ balasku
‘Hahaha iya.’ Katanya
‘Kalau dia ngechat kamu lagi, kamu ga boleh kasar ya sama dia.’
‘Iyaa, ga bakal.’
‘I love this moment’ kataku
‘Why?’
‘You’
‘Hahahah you love me?’ balasnya dengan cepat
‘Yes’
‘I love you too ahahahah’
Aku heran kenapa dia ketawa, tapi akupun tertawa saat itu.
‘I love you and I will not kill your freedom’
‘Woooowwww’

Oke sampai disini ada yang berpendapat kami udah resmi pacaran? I must say heart of women is like ocean.

Aku mulai intens bilang I Love You, tapi dia nggak. Rasanya ada yang janggal. Aneh rasanya. Dia masih penuh misteri dan cuek. (jnny)

ANTI MAINSTREAM GIRL

Cantik, menarik, glamor, sering nongkrong di tempat kece dan saat aku tanyakan apa dia punya Facebook, Twitter, Instagram, atau Path dia jawab sama sekali ngga pake. Alasannya nggak suka, gila banget jawabannya. Yang paling gila lagi, aku telan mentah-mentah jawabannya.

Saat itu aku berpikiran ini cewek anti mainstream banget, rasa karakter cewe di komik Jepang. Disaat hampir semua orang menggunakan sosial media dan hidup tanpa notifikasi terasa sangat boring, dia yang cuman pake LINE doang terasa spesial bagiku.

Kamu pasti beranggapan aku cowo bego yang ngga bisa stalker, itu sama sekali salah, aku jago! Aku nggak mau stalking dia, aku mau kenal dia dengan obrolan. Aku mau dia memberi tau apa lagu favoritnya. Aku mau mendengar secara personal apa kegiatannya. Aku mau jawaban langsung dia lagi hang out dimana. Itu semua berhasil.

Tanpa stalking aku jadi lebih kreatif ngobrol sama dia. Rasanya seperti kembali ke zaman dulu, saat dua orang yang berjauhan bersurat-suratan.

Tapi aku lupa menyadari, tanpa-stalking juga merupakan pedang bermata dua. (jnny)

CHATTING STYLE

Tidak menandakan dia menggunakan smartphone, dia sedikit alay saat chatting. Sering menyingkat kata tapi ada kalanya melebihkan huruf terakhir. Contohnya, ngaaaaa, iyaaaaa, jnnyyyyy. Setiap awal kalimat, aku perhatiin dia nggak menggunakan huruf kapital, padalah setau aku itu fitur otomatis.

'Wleeee' adalah ciri khas dia saat mengejek, otentik, cuman dia yang pake. 'Huff' menandakan dia bete. 'Yeayy' saat dia senang. 'Muaaaahhh' untuk ya kita udah tau kan maknanya apa. 'Kacian' itu kasihan dalam versi imut. 'Cun cinii' maksudnya itu seperti 'kamu capek ya? Sini aku cium'

‘Hay, lo lagi ngapain?
‘Ouu, jdi skrang manggilnya lo gue nih?’
‘Nggak nggak becanda aja, ‘Aku-Kamu’ aja. Lebih romantis, lebih puitis’ balasku
‘Hahahaa iyaa’

Ditempatku, manggil ‘kamu’ ke lawan jenis lebih casual dibanding pake ‘Kau’ Kesannya kasar aja pake ‘kau’ karena lebih sering digunakan ke sesama jenis atau kalau lagi berantem. Tapi ‘Kau’ ga menutup kemungkinan dipakai ke lawan jenis jika udah akrab banget. ‘Lo-Gue’ disini juga digunain buat anak (sok) gaul dan anak yang emang asli dari Jakarta. Aku ga bermaksud pamer, tapi aku bisa bedain aksen anak sini yang sok-sok an pake ‘Loe-Gue’ sama anak Jakarta.

‘Menurutmu klo manggil pake ‘kamu’ itu orang ada rasa nggak?’ tanya dia.
‘Ya bisa jadi. Tapi aku pake kata ‘kamu’ ke cewek biar lebih lembut aja’ balasku. Ini kode atau apa ya, tanyaku dalam hati.
‘Oo hehee’
‘Kamu pake lo-gue sama siapa?’
‘Biasaa, klo sma temen ajaa’

Aku memberikan kredit tersendiri padanya karena dia tepat menulis namaku. Aku sering ngeliat namaku ditulis salah, kadang ditambahin huruf H setelah J, Y ditukar jadi I, N-nya dibuat cuman satu. Aku nggak marah tapi ya kalau ketemu dengan orang yang bisa menuliskan namaku dengan benar, sekalipun baru kenal, aku akan sangat menghargai dia.

Kamu jadi bertanya kapan dong dia balas chat dengan cepat, dia itu jadi proaktif dan reaktif saat subuh jam 2-4 pagi. Aku terbangun dan melihat balasan chatku. Dia punya gangguan sering terbangun tengah malam dan sulit kembali terpejam. Mungkin cuman aku satu-satunya temannya saat itu yang online. Kita ngobrol hal-hal sederhana. Dia pernah bilang sakit perut tapi takut ke dapur buat ambil air hangat ke lantai bawah. Ini anak kayaknya sering masuk angin mungkin karena hobi pake sleevelees pikirku.

Saat seorang perempuan mengatakan masalahnya, bukan berarti dia mengeluh. Tapi dia telah mempercayaimu.

Aku sempat berpikiran kalau dia mengidap Alexythimia. Alexythimia adalah keadaan dia pengidapnya sulit menggambar perasaan pada orang lain. No word for emotion. Alasannya karena dia sering menjawab ‘bagus’ atau ‘yaa’ saat aku ingin mendengar pandangannya. Tentu saja penilaianku itu salah. Dia ekspresif dengan caranya yang berbeda.

Kalau dia chat ‘dingiiinn’ aku bales dengan ‘siapa yang mau dipeluk?’ dia jawab ‘Akuuuu.’ Kadang itu rasanya subuh-subuh kita udah kayak pacaran padahal belum pacaran. Kiss kiss-an, bertukar stiker Brown meluk Cony. Iya sih emang lewat LINE doang, tapi kalau kamu pernah ngalamin yang sama pasti ngerti rasanya. Hahah. Nggak selalu tiap tengah malam, tapi tengah malam itu selalu manis dan intim.


Aku mulai jatuh cinta sama dia, sama Vanesha si titanium, si misterius. \jnny/

22.9.14

SHOW ME YOUR SELFIE

Sejak selfie pertamaku yang aku kirim ke dia yang tentu saja amburadul, aku berusaha untuk meng-improve fotoku. Selfie emang bukan gayaku tapi ya bolehlah dipelajari.

Selfie si Vanesha itu keren, tapi editingnya tidak punya selera. Foto-foto yang sering ditampilkannya sering sendiri. Ekspresinya elegan. Dia lebih sering membuat kolase daripada editing tone foto, atau lebih tepatnya permainan filter. Dia punya banyak app editing foto di iPhone-nya, app yang paling sering digunain dan merekomendasikannya ke aku untuk ikut menggunakan adalah Afterlight. Ini app keren banget, simply beauty namun banyak fitur. Aku yakin kamu bakal suka.

A little selfie won't hurt. - Vanesha Iravan

Bicara soal era fotografi mobile yang nggak lepas dari editing dan permainan filter. Pendapat kita terbelah, foto tanpa edit dan foto editan. Foto editan itu nggak ada apa-apanya dibanding foto murni, tanpa filter. Bagi aku, itu pengkotak-kotakan yang dangkal. Maksudku, sebelum foto hasil jepretanmu muncul di layar LCD, kamera udah mengeditnya duluan. Inilah era digital, segala sesuatunya ga bisa lepas dari editing. Okelah kalau kamu tetap ga terima penjelasanku. Aku beri pengandaian sederhana, foto yang tanpa edit itu ibarat music klasik. Sementara foto dengan editan itu seperti Electronic Dance Music.

Balik lagi ke Vanesha, mataku tidak nyaman melihat foto profilnya saat dia memajang foto yang ter-crop. Dia foto berdua tapi orang disampingnya itu di crop abis, jadinya ga seimbang. Kalau niatnya foto berdua, harusnya tetap seperti berdua dong. Terus satu lagi, ada satu foto dia lagi duduk di suatu cafe, tersenyum, tapi aku ngeliatnya janggal, rasanya ada yang di crop dari foto itu.

Kalau cropping extrim nggak dimungkinkan, dia bakal hapus wajah temen disampingnya, tentu aja hasilnya jelek kayak anak kecil main-main pake Healing Brush Tool-nya Photoshop. Wajar aja sih karena dia gunain App instan di iPhone.

Tujuan dia me-cropping agar orang lain fokus melihat dia.

Kalau foto profilenya bagus, akan aku puji. Tapi kalau jelek bakal aku kritik. Setelah aku kritik, dia mulai jarang ngapus wajah orang lain difotonya. Pernah dia posting foto berdua sama cowok. Aku tanya kok wajah itu cowok dihapus. Dia jawab nggak apa-apa karena itu kaka-nya. Duh, aku pikir kaka-nya itu cewek, taunya cowok.

Dia kirim balik tuh foto berdua bareng Kakanya. Mereka mirip, sama-sama putih, senyum mereka juga, senyumnya lembut dan tenang. Oh ya, untuk saat ini hanya itu yang bisa aku jelaskan dari Kaka-nya Vanesha. Tentang aja, bakal ada pembahasan khusus mengenai dia nanti.

Everybody love quotes. Dia suka kutipan dan beberapa kali menggunakannya foto profilnya. Selain itu, dia juga jarang memajang foto profile. Tau kenapa? Kecantikan adalah anugrah sekaligus kutukan. Dia sering mendapat terror di Line, dari rayuan klise sampai omongan cabul. Ya begitulah, di dunia maya semua orang ngerasa dirinya bebas bertingkah apa aja.


Lihat foto profil Blogger ku? Huruf J yang merupakan inisial namaku. Foto awalnya itu berwarna biru putih. Aku pasang sebagai foto profil LINE. Bum! Beberapa menit kemudian, si Vanesha itu minta dibuatkan. \jnny/

21.9.14

PICK THE DIFFERENT NICKNAME FOR HER

Aku percaya perempuan adalah makhluk paling cerewet di muka bumi. Maksudku, jika kamu frustasi karena gebetanmu cuek dan jarang mau ngobrol mungkin karena situasi yang kamu bangun nggak mendukung.

Nah, kalau situasi yang kamu bangun ke dia itu asyik dan seru dia pasti mulai membuka dirinya. Singkatnya kalau dia sedingin es, kamu harus sekeren kembang api. Nggak bisa ditebak dan nggak selalu muncul tapi kehadirannya selalu ditunggu. Wajib lebih keren dari kembang api tahun barulah pokoknya.

Ada tapi nya nih, jadi cowok menarik nggak semudah kayak bikin mie instan. Butuh waktu, butuh praktik. Kalau kamu pernah menerima penolakan, yaa nggak harus down berlebihan, dengerin lagu galau sepanjang hari, dan malah nyebarin kegalauan di social media. Mari anggap penolakan itu sebagai social experiment. Segala sesuatu nggak harus diukur dari sisi Berhasil-Gagal, karena masih ada sisi Coba Lagi.

Ngobrol dengan VANESHA itu awalnya datar, jawabannya singkat dan nggak membangun feedback. Saat itu aku sabar aja, toh cuman teman ngobrol. Aku menyimpulkan nih anak emang cuek. Kalau kata internet, cewek cuek itu sayang banget sama pacarnya, namun mereka cuman nggak tau cara ngungkapinnya aja. Itu bener ga ya?

Jadi ya goal aku saat itu bikin dia bisa ngobrol seru sama aku. Aneh yaa.

Hari demi hari, obrolan kita mulai seru. Masih ada sesi garingnya karena kadang secara frontal aku nyuruh dia buat cerita. Saran aku: Jangan suruh cewek bercerita! Tapi bangun situasi yang nyaman buat cewek bercerita. Caranya gimana? Kita sebagai cowok harus cerita lebih dulu.

‘Suatu hari hiduplah sepasang kekasih. Mereka punya kemampuan bisa ngendalikan mimpi.’ Mulai aku bercerita
‘Teruss’ balasnya. Mirip banget dengan gayaku saat mendengarkan orang bercerita
‘Ya hidupah mereka di dunia mimpi, jadi dewa dan dewi, mengatur sesuka hati.’
‘Teruss gmn?’
‘Awalnya mereka hidup bahagia, sempurna, abadi, ga ada yang mengatur, sesuka hati menciptakan apapun. Tapi...’
‘Iyaa’
‘Tapi si cowok mulai merasa bosan, dia pengen balik ke dunia nyata. Beda dengan kekasihnya yang sangat betah di dunia mimpi.
‘Ihh, kamu critaa jgn putus putus gtu dong’
‘Oke aku lanjutin. Hahaha. Karena bosan dia bikin rencana buat ceweknya, dia bilang gini, ‘sayang, ayo kita ke dunia yang sebenarnya, tua bersama karena akan lebih membahagiakan.’ Awalnya sulit karena si cewe udah menganggap dunia mimpi sebagai realitasnya. Namun bisa juga si  cewek dibujuk.’
‘Teruss merekaaa’
‘Mereka bunuh diri bersama, tidur diperlintasan kereta, saling menatap dan berpegangan tangan.’
‘Woww, so sweeeett’
‘Iya emang manis. Bunuh diri cara agar mereka kembali terbangun. Ya akhirnya mereka bangun dan kembali menjalani hidup di dunia nyata.’
‘Tamat?’
‘Ya nggak dong, selama di dunia nyata itu, si cewe mulai berulah, dia bilang kalau hidup yang dijalaninya sekarang itu cuman dunia mimpi. Dia mau balik ke dunia nyata dengan cara bunuh diri. Persis seperti dibilang si cowok saat mereka di dunia mimpi. Si cowo berusaha menjelaskan, tapi..’
‘Tapi apaaaa’
‘Si cewe bunuh diri, meninggalkan si cowok. Bayangin coba sakitnya itu?’
‘Yaaa sedihh banget’

**

Suatu pagi sehabis aku bersepeda.
‘Disini langitnya indah banget! Biru lemput. Awannya berwarna orange karn sinar matahari.’
‘Ohhyaaa’
‘Remind me to someone.’
‘Siapaaa? Aku yaaaa hahahah’
‘Nggak, remind me to myself’
‘Hahahah’

Skip mandi.

‘Kamu itu ibarat marshmellow dengan bungkus titanium.’
‘Hahahah kok gitu?’
‘Sifat cuek kamu itu seperti bungkus titanium super keras yang melindungi hati kamu yang selembut marshmellow’

Dia balas dengan sticker Moon yang matanya berbinar melihat dengan takjub.


Sejak itu mulailah aku memanggilnya Titanium. \jnny/

WE ARE FRIEND

Aku nggak ingat berapa minggunya, meskipun kami udah ketawa bareng, dia belum juga nge-add LINE aku. Keren ya, sangat protektif atau emang dia juga tipe orang yang pilih-pilih teman. Kalau nggak salah hari rabu tanggal 9 April 2014, pemilihan calon legislatif, pagi-pagi itu kita udah chatting. Pagi itu beda dan spesial.

Biasanya tiap pagi kami sering chatting ngucapin good morning. Di awal-awal kenal dia, dia balas good morning-ku itu dengan ‘morning to.’ Nulisnya ‘to’ bukan ‘too’ Aku heran sih saat itu hahaha, karena dia sering kalau nulis kata itu berlebih hurufnya.

Nah balik lagi ke 9 April itu, dia coba nanya aku tinggal dimana. Aku jawab tinggal di kota dengan penggunaan masker N95 terbanyak. Dia nggak ngeh dengan clue yang aku beri. Dia coba minta fotoku karena nggak ada foto wajahku di LINE, cuman wajah Godzilla kesayangan aku aja. Hahaha. Aku persulit tuh dia. Hebat Jon! Pikirku, kerjai terus.

‘Boleh liat pic kamu?’
‘Untuk apa?’
‘Pengen liat’
‘Cek di sini aja’ aku ngasih link ke blog lain aku, kalau nggak salah disana ada.
‘Uuuuu’
‘Ketemu?’
‘Nggaak, kirim disini ajaa’
‘Oke deh’ kataku
‘Manaaa??’
‘Ada tapinya nih’
‘Tapi apa?’
‘Aku aja belum kamu add.’
‘Udaaahhh’
‘Udah apa?’
‘Udah di addd’
‘Oke, aku kirim’
Nah saat itulah selfie pertama aku sejak era selfie dimulai, itu juga yang pertama aku berfoto buat dikirim sama cewek. Ketawa sendiri kalau ingat momen itu.

Chat dengan dia (mungkin juga dengan cewek manapun) harus sabar. Harus punya gravitasi sendiri, jangan sampe ketarik ke gravitasi dia. Dia kalau chatting kadang cepat balas dan kadang lama banget, lebih banyak lamanya. Bikin penasaran, bikin naik darah. Seolah-seolah dia sedang sibuk padahal aku yakin banget dia baca lewat Notification Center. Di Notification Center nggak ketahuan kalau pesan udah dibaca.

Aku sering kesal karena dia lama kalau membalas. Tolong jangan ditiru ya, itu tingkah bodoh. Hanya karena orang lain lama membalas chat, aku meracun kepala sendiri dengan rasa kesal. Well karena pengalaman itu, aku belajar untuk menciptakan gravitasi aku sendiri, menarik namun misterius. Berpikir gimana supaya dia itu tertarik sama aku, bukan sebaliknya. Nah, hasilnya yang pertama itu ya saat dia minta foto aku. Ahahah

Aku pernah ketemu suatu kutipan, ‘A good relationship starts with friendship.’ Itu bener banget! Aku praktekin kutipan itu ke Vanesha. Dan alasan kenapa banyak orang terjebak ke friendzone itu karena niat dia kenalan itu buat dijadiin pacar.

Bagaimana bisa kamu mencintai seseorang tanpa memulai mengenalnya sebagai teman?


Coba awalnya dibuat temenan atau pengen nambah koneksi, kesannya pasti natural, nggak ada perhatian yang dipaksakan, nggak ada perhatian yang menginginkan perhatian balik. \jnny/

10.9.14

DO NOT ASSUME! GUESS OR ASK HER

Tanpa EDM, ‘aku-dia’ nggak akan menjadi ‘kami.’ Aku pendengar baru, mulainya itu sejak David Guetta datang ke Jakarta. Definisi DJ top menurutku adalah tidak ada embel-embel DJ di depan namanya. Aku beli tuh album Nothing but the Beat 2.0. Setelah David, aku mulai dengar Calvin Harris, Daft Punk yang baru balik dari hiatus, ZEDD, Icona Pop, dan Alesso. Ohyaa, jangan lupakan Midnight Quickie, our local hero! Terakhir memposting ini, aku dengar mereka udah punya album. Selamat ya Midnight Quickie!

Abis dengar We’ll Be Coming Back. Aku tanya ke dia.
‘Kamu suka EDM ya?’
‘Sukaaaa’ aku bayangin dia teriak kenceng

Setelah itu aku bombardier dia dengan banyak pertanyaan. Ini anak gaul banget. Konser David Guetta dia datang, Swedish House Mafia juga. Djakarta Warehouse Project apalagi. DWP13 yang diguyur hujan aja dia ikutan. Banyak konser EDM dia ikutin. Kalau soal EDM dia emang jago banget.

‘Kalau kamu cerita konser aku jadi iri nih’
‘Hahah, main dong ke jkt, ntar nonton konser bareng kitaa’
‘Hahah, ya tunggu aja cuy’
Ini anak awalnya belagu, tapi kalau udah temenan jadi manis. Pake ngajak konser segala.

Aku jadi tau A State of Trance 650 (ASOT650) dari dia. Begitu juga dengan Armin van Buuren. Jadi kalau dengar lagunya Armin van Buuren - This Is What It Feels Like teringatlah dengan itu bocah. That’s our soundtrack. Hahaha. Sekedar terbayang, bukan jadi galau kok. Lagu yang hebat mampu menciptakan kenangan.

Suatu malam, kita chattingan, dia udah nggak sedingin es lagi.  Aku pamit tidur ke dia, dia jawab belum ngantuk, aku heran karena biasanya dia ‘tidur’ duluan dan anggurin chat. Eh, esoknya aku tau dia saat itu lagi di Dragonfly ngeliat perform Disclosure. Oh, anak clubbing toh.

For Your Information, aku suka EDM tapi nggak pernah srek sama tempat clubbing di kotaku, aku nggak tau guest DJ-nya. Sepanjang yang aku liat, club disini sering banget ngundang Female Disc Jockey yang paling-paling bertujuan menarik minat libido cowok.

FYI again, aku pemilih dalam bergaul tapi aku nggak pernah nge-judge apapun aktivitas orang, apalagi ngecap buruk dan memandang rendah sama cewe clubbing.


Dia ke Dragonfly sama Kaka-nya. Kaka bukan Kakak. Nah dalam cerita ini, Kaka-nya itu akan menjadi twist yang hebat. Keep calm and keep reading. \jnny/

HI HAY HELLO

Introducing, VANESHA IRAVAN aka Van aka Vane. Special from me, I call her Nes, V, and Titanium. Kami bertemu di LINE, dia mempublis ID-nya di postingan suatu Official Account, GADISmagz kalau ga salah. Aku add dan mulailah ngobrol dengan si cuek. Sangat  bisa ditebak, balesan chatnya singkat, bagiku itu nggak masalah, ya begitulah mekanisme pertahanan khas cewek.

‘Kamu anak mana?’
‘Jakarta’ balesnya
‘Bagian mana?’
‘Sel’ Jakarta Selatan maksudnya
‘Kuliah ya?’
‘Kepoo’

Yap, aku kepo banget. Peraturan nomor satu, jangan kebanyakan tanya privasi cewek saat baru kenal. Sangat mengganggu dan sangat klise, banyak cowok yang menggunakan resep busuk ini saat berkenalan. Jangan dicoba. Kamu harus ambil ‘jalan memutar’ agar kenal siapa dia.

Aku tau dia sekitar bulan Maret akhir, karena dia anak Jakarta, topik awal itu MEIS Ancol dan Jakarta Utara. Sayangnya, dia nggak tau MEIS dan nggak ngeh. Maret itu The Raid 2 tayang perdana, aku cerita kesadisan film itu ke dia, dan lagi kayaknya dia nggak tertarik sama The Raid 2, sayang banget aku ngobrol dengan cewek yang selera filmnya buruk.

Fortunately, dia menunggu Amazing Spider-man 2, dia super exited sama Spider-man dan Gwen Stacy. Sama sepertiku, dia lebih suka Amazing Spider-man nya Andrew Garfield dibanding Spider-man nya Tobey Maguire. Aku nggak tau apa alasannya, dia tidak mau menjelaskan, alasan pribadiku menyukai Amazing Spider-man adalah Andrew menghadirkan superhero yang cerewet, jahil dan spontan. Yang paling penting, tentu saja aku suka senyum dan humornya Emma Stone.

Mulai nyambung kali ini.

**

'Kamu ingat nggak adegan di atas lemari film Conjuring?
'Stop it'
'Hantu yang di atas lemari itu, tiba-tiba aja aku teringat pas liat lemari ku sendiri.'
'Aku takuuut Jnnyyyy udah deh'
'Ya gimana lagi, katanya kamu suka film horror, itu aja takut'
'Aku tadi sore abis nonton horror Thailand, takutnya sampe sekarang'
'Oo hahahha, aku paling kaget pas di adegan hantu di atas lemari, serem banget senyumnya'
Aku selalu berpikiran orang yang suka nonton film horror kebal ditakut-takutin.
'Aku ga mau dengaaaar'
'Jadi kepikiran Nes'
'Jangan dipikirkan donggg, huhhh'
'Liat lemari jadi ingat hantu Conjuring'
'Sekali lagi kamu bilang, gamauuu aku ngobrol sama kamuu'
'Aku takut wajar dong aku cerita'
'Ya jangan sama aku critanyaa, aku juga jadi takuuut'
'Ya deh oke sip' aku nahan ketawa

Nah, coba deh takut-takutin gebetan atau pacarmu. Sangat menyenangkan, dia pasti kesal namun tidak marah. Ya kalaupun sampai marah, santai saja menanggapinya.

‘Kamu suka film ya, sama kaya aku.’ Katanya setelah merekomendasikan beragam judul horror Thailand
‘Hahaha, masa iya?’ tanyaku
Jelas aja nggak sama, pengetahuanku soal fim lebih jago dibanding dia. Okelah dia hafal judul film-film horror, sementara aku nontonnya Conjuring sama Insidious 2 aja. Ciri khas Vanesha saat bertanya penilaianku pada suatu film adalah, ‘rame nggak filmnya?’ aku jawab dengan ‘Seru!’

**

Ya, aku tau kamu penasaran bagaimana parasnya. Menawan dan aku suka tatapan matanya (di foto). Kulitnya putih dan bibir pinknya agak tebal. Dia pake CLEAN & CLEAR Essentials Foaming Facial Wash untuk membersihkan wajah. Kalau ada jerawat dia gunain Acnes Sealing Jell, dua hari langsung tuntas katanya. Aku coba pake Acnes Sealing Jell efeknya bagus walaupun butuh lebih dari dua hari. Duh jadi seperti nge-review produk.

Rambutnya panjang dan berwarna coklat. Ujung rambutnya itu bergelombang. Bergelombang karena sering cepol. Rambutnya dirawat pake sampo kuda, merknya Mane N Tale. Aku jatuh hati sama rambut gelombangnya itu. Pembahasan mengenai rambutnya nggak pernah ada habis-habisnya dan dia selalu exited kalau bahas rambut.

Matanya minus 2 kalau ga salah, pokoknya minus, beda sama aku yang silinder. Namun dia tidak menggunakan kacamata, melainkan softlens berwarna cokelat muda. Aslinya gimana aku kurang tau, mungkin biru karena dia blasteran belanda. Menggunakan softlens memungkinkannya menggunakan sunglass, dia sering meletakkan sunglass nya di atas kepala. Lensa berwarna coklat berpadu manis dengan rambutnya yang juga berwarna serupa.

Dia orangnya glamour, tapi dari apa yang aku tangkap, dia bergaya seperti itu karena itulah style favorit, tanpa ada maksud untuk pamer. Dia juga nggak suka dibilang borjuis. \jnny/

9.9.14

HELP

This is real story.

Hay, perkenalkan aku JNNY and I really need your help. Aku butuh pendapat kamu tentang siapa mantan pacarku, apa dia
 itu fake-profile atau alter-profile?

Dimulai pada subuh 19 Agustus 2014, aku terkejut melihat LINE miliknya, foto profil menjadi kosong dan nama pacarku berubah menjadi tulisan Empty Room. Tertulis ‘04.52 VANESHA left the chat.’ Aku cemas. Aku coba hubungi via Couple, nggak ada respon. Chat terakhirnya itu jam 9 malam, ‘oke sayang’ dan ‘I love you more.’ Mungkin masalah jaringan internet pikirku. Aku coba telfon pun nggak bisa, hanya terdengar ‘nomor sedang tidak aktif.’

Dia kadang ngilang, apa pacarmu juga begitu? Maksudku kadang dalam satu hari dia nggak ngasih kabar, kurang proaktif. Awal-awal dia ngilang, kita sering berantem, tapi ya kelamaan aku mulai ngerti juga kalau nggak semua orang selalu standby memegang ponsel, sekalipun untuk ukuran mahasiswa. Biasanya kalau dia ngilang, dominan perasaan aku itu kesal, tapi kali ini aku cemas. Finger cross dan berharap dia disana baik-baik aja. Saat aku sendiri, mulailah rasa kehilangan menemani.

Well, aku akan menceritakan kisah awal berkenalan, bagaimana sosoknya, momen indah saat aku dan dia menjadi ‘kami’ dan momen krusial saat dia menghilang. Blog ini terlihat seperti mantan yang ngarep ya? Tidak, aku tidak berharap bertemu dan menjadi pacarnya lagi. Aku membuat blog agar suatu saat dia membaca ini, dia akan sadar perbuatannya bukan karena kesilapannya, tapi karena pilihan yang ia buat. Ini kisah unik-bodoh-manis-pahit, aku harap kamu yang membaca ini terhibur dan mendapat sisi positifnya.

I miss the moment, not the person. \jnny/
(jnny)