26 Mei 2014,
senin malam. Aku mulai obrolan dengan bertanya,
‘Impian
kamu apa Nes?’ Dijawabnya gini, ‘Pengen sukses, ngabahagiakan ortu, punya
pacar.’ Jebret! Apa apaan nih dia ngomong gitu.
‘Pacar?
Jadi aku?’
‘Oh
jadi slama ini kamu nganggep kita pacaran?’
‘Menurut
kamu? Cewek kan jago ngerasain.’
‘Ohiya,
ngerti sekarang. Kita pacaran’ Oke baru ngerti dia kenapa akhir-akhir ini sering
bilang I Love You.
‘Iya,
kita pacaran.’ Aku ketik dengan super cepat.
‘Uuuuu,
ga jomblo lagi’ katanya
‘I love
you Vanesha’
‘I love
you tooo’
Serius!
Rasanya seru banget. Ngungkapin perasaan cinta itu rasanya seperti naik pesawat
saat lepas landas. Cinta membuatmu terbang ke langit tapi perasaan takut
ditolak mencoba menarikmu jatuh ke bumi. Dan dorongan rasa percaya diri
membuatmu benar benar terbang!
Seru!
Yes! We did it, pilot Jnny and co-pilot Vanesha is in the blue sky right now.
‘Jangan
panggil Nes lagi, panggil sayaang aja'
‘Iya
Vanesha sayang’
Mulai
saat itu dia jadi sangat hangat.
Ingat menyebalkannya Astrid di How to Train Your Dragon 1? Setelah kami pacaran
dia seperti Astrid di film kedua, lembut banget. Atau mungkin dia Yandere? But
I do not care. Aku suka banget momen itu.
Aku
selalu percaya bahwa pacaran adalah kerjasama dua insan, kerjasama tim. Vanesha
bukan hanya seorang pacar tapi dia bagian dari tim. Seorang partner.
‘Aku
lebih suka gunain kata partner dibanding pacar’
‘Hmmm
pacar ya pacar’ dia nggak mengerti maksudku.
Aku
tidak membahasnya lebih lanjut karena lebih baik menunjukkannya dengan praktik.
'Vanesha,
i will give you a secret’
‘Apa
sayaang’
‘You
are my first love.’
‘Really?’
‘Woww
hahahah’
‘Hahah’
‘Semoga
kita langgeng ya sayang’
‘Iya
sayang I love you’
‘I love
you moreeee’
Itu
rasanya indah banget. Serasa dia hadir di samping aku. Kita LDR, tapi apalah
masalah jarak ribuan kilometer selama rasa sayang itu besar dan menjadi
penghubung yang kuat. (jnny)