23.9.14

CHATTING STYLE

Tidak menandakan dia menggunakan smartphone, dia sedikit alay saat chatting. Sering menyingkat kata tapi ada kalanya melebihkan huruf terakhir. Contohnya, ngaaaaa, iyaaaaa, jnnyyyyy. Setiap awal kalimat, aku perhatiin dia nggak menggunakan huruf kapital, padalah setau aku itu fitur otomatis.

'Wleeee' adalah ciri khas dia saat mengejek, otentik, cuman dia yang pake. 'Huff' menandakan dia bete. 'Yeayy' saat dia senang. 'Muaaaahhh' untuk ya kita udah tau kan maknanya apa. 'Kacian' itu kasihan dalam versi imut. 'Cun cinii' maksudnya itu seperti 'kamu capek ya? Sini aku cium'

‘Hay, lo lagi ngapain?
‘Ouu, jdi skrang manggilnya lo gue nih?’
‘Nggak nggak becanda aja, ‘Aku-Kamu’ aja. Lebih romantis, lebih puitis’ balasku
‘Hahahaa iyaa’

Ditempatku, manggil ‘kamu’ ke lawan jenis lebih casual dibanding pake ‘Kau’ Kesannya kasar aja pake ‘kau’ karena lebih sering digunakan ke sesama jenis atau kalau lagi berantem. Tapi ‘Kau’ ga menutup kemungkinan dipakai ke lawan jenis jika udah akrab banget. ‘Lo-Gue’ disini juga digunain buat anak (sok) gaul dan anak yang emang asli dari Jakarta. Aku ga bermaksud pamer, tapi aku bisa bedain aksen anak sini yang sok-sok an pake ‘Loe-Gue’ sama anak Jakarta.

‘Menurutmu klo manggil pake ‘kamu’ itu orang ada rasa nggak?’ tanya dia.
‘Ya bisa jadi. Tapi aku pake kata ‘kamu’ ke cewek biar lebih lembut aja’ balasku. Ini kode atau apa ya, tanyaku dalam hati.
‘Oo hehee’
‘Kamu pake lo-gue sama siapa?’
‘Biasaa, klo sma temen ajaa’

Aku memberikan kredit tersendiri padanya karena dia tepat menulis namaku. Aku sering ngeliat namaku ditulis salah, kadang ditambahin huruf H setelah J, Y ditukar jadi I, N-nya dibuat cuman satu. Aku nggak marah tapi ya kalau ketemu dengan orang yang bisa menuliskan namaku dengan benar, sekalipun baru kenal, aku akan sangat menghargai dia.

Kamu jadi bertanya kapan dong dia balas chat dengan cepat, dia itu jadi proaktif dan reaktif saat subuh jam 2-4 pagi. Aku terbangun dan melihat balasan chatku. Dia punya gangguan sering terbangun tengah malam dan sulit kembali terpejam. Mungkin cuman aku satu-satunya temannya saat itu yang online. Kita ngobrol hal-hal sederhana. Dia pernah bilang sakit perut tapi takut ke dapur buat ambil air hangat ke lantai bawah. Ini anak kayaknya sering masuk angin mungkin karena hobi pake sleevelees pikirku.

Saat seorang perempuan mengatakan masalahnya, bukan berarti dia mengeluh. Tapi dia telah mempercayaimu.

Aku sempat berpikiran kalau dia mengidap Alexythimia. Alexythimia adalah keadaan dia pengidapnya sulit menggambar perasaan pada orang lain. No word for emotion. Alasannya karena dia sering menjawab ‘bagus’ atau ‘yaa’ saat aku ingin mendengar pandangannya. Tentu saja penilaianku itu salah. Dia ekspresif dengan caranya yang berbeda.

Kalau dia chat ‘dingiiinn’ aku bales dengan ‘siapa yang mau dipeluk?’ dia jawab ‘Akuuuu.’ Kadang itu rasanya subuh-subuh kita udah kayak pacaran padahal belum pacaran. Kiss kiss-an, bertukar stiker Brown meluk Cony. Iya sih emang lewat LINE doang, tapi kalau kamu pernah ngalamin yang sama pasti ngerti rasanya. Hahah. Nggak selalu tiap tengah malam, tapi tengah malam itu selalu manis dan intim.


Aku mulai jatuh cinta sama dia, sama Vanesha si titanium, si misterius. \jnny/

No comments:

Post a Comment