21.9.14

WE ARE FRIEND

Aku nggak ingat berapa minggunya, meskipun kami udah ketawa bareng, dia belum juga nge-add LINE aku. Keren ya, sangat protektif atau emang dia juga tipe orang yang pilih-pilih teman. Kalau nggak salah hari rabu tanggal 9 April 2014, pemilihan calon legislatif, pagi-pagi itu kita udah chatting. Pagi itu beda dan spesial.

Biasanya tiap pagi kami sering chatting ngucapin good morning. Di awal-awal kenal dia, dia balas good morning-ku itu dengan ‘morning to.’ Nulisnya ‘to’ bukan ‘too’ Aku heran sih saat itu hahaha, karena dia sering kalau nulis kata itu berlebih hurufnya.

Nah balik lagi ke 9 April itu, dia coba nanya aku tinggal dimana. Aku jawab tinggal di kota dengan penggunaan masker N95 terbanyak. Dia nggak ngeh dengan clue yang aku beri. Dia coba minta fotoku karena nggak ada foto wajahku di LINE, cuman wajah Godzilla kesayangan aku aja. Hahaha. Aku persulit tuh dia. Hebat Jon! Pikirku, kerjai terus.

‘Boleh liat pic kamu?’
‘Untuk apa?’
‘Pengen liat’
‘Cek di sini aja’ aku ngasih link ke blog lain aku, kalau nggak salah disana ada.
‘Uuuuu’
‘Ketemu?’
‘Nggaak, kirim disini ajaa’
‘Oke deh’ kataku
‘Manaaa??’
‘Ada tapinya nih’
‘Tapi apa?’
‘Aku aja belum kamu add.’
‘Udaaahhh’
‘Udah apa?’
‘Udah di addd’
‘Oke, aku kirim’
Nah saat itulah selfie pertama aku sejak era selfie dimulai, itu juga yang pertama aku berfoto buat dikirim sama cewek. Ketawa sendiri kalau ingat momen itu.

Chat dengan dia (mungkin juga dengan cewek manapun) harus sabar. Harus punya gravitasi sendiri, jangan sampe ketarik ke gravitasi dia. Dia kalau chatting kadang cepat balas dan kadang lama banget, lebih banyak lamanya. Bikin penasaran, bikin naik darah. Seolah-seolah dia sedang sibuk padahal aku yakin banget dia baca lewat Notification Center. Di Notification Center nggak ketahuan kalau pesan udah dibaca.

Aku sering kesal karena dia lama kalau membalas. Tolong jangan ditiru ya, itu tingkah bodoh. Hanya karena orang lain lama membalas chat, aku meracun kepala sendiri dengan rasa kesal. Well karena pengalaman itu, aku belajar untuk menciptakan gravitasi aku sendiri, menarik namun misterius. Berpikir gimana supaya dia itu tertarik sama aku, bukan sebaliknya. Nah, hasilnya yang pertama itu ya saat dia minta foto aku. Ahahah

Aku pernah ketemu suatu kutipan, ‘A good relationship starts with friendship.’ Itu bener banget! Aku praktekin kutipan itu ke Vanesha. Dan alasan kenapa banyak orang terjebak ke friendzone itu karena niat dia kenalan itu buat dijadiin pacar.

Bagaimana bisa kamu mencintai seseorang tanpa memulai mengenalnya sebagai teman?


Coba awalnya dibuat temenan atau pengen nambah koneksi, kesannya pasti natural, nggak ada perhatian yang dipaksakan, nggak ada perhatian yang menginginkan perhatian balik. \jnny/

No comments:

Post a Comment