Aku nggak
ingat berapa minggunya, meskipun kami udah ketawa bareng, dia belum juga
nge-add LINE aku. Keren ya, sangat protektif atau emang dia juga tipe orang
yang pilih-pilih teman. Kalau nggak salah hari rabu tanggal 9 April 2014,
pemilihan calon legislatif, pagi-pagi itu kita udah chatting. Pagi itu beda dan
spesial.
Biasanya
tiap pagi kami sering chatting ngucapin good morning. Di awal-awal kenal dia,
dia balas good morning-ku itu dengan ‘morning to.’ Nulisnya ‘to’ bukan ‘too’ Aku
heran sih saat itu hahaha, karena dia sering kalau nulis kata itu berlebih
hurufnya.
Nah balik
lagi ke 9 April itu, dia coba nanya aku tinggal dimana. Aku jawab tinggal di
kota dengan penggunaan masker N95 terbanyak. Dia nggak ngeh dengan clue yang aku
beri. Dia coba minta fotoku karena nggak ada foto wajahku di LINE, cuman wajah
Godzilla kesayangan aku aja. Hahaha. Aku persulit tuh dia. Hebat Jon! Pikirku,
kerjai terus.
‘Boleh liat
pic kamu?’
‘Untuk apa?’
‘Pengen
liat’
‘Cek di sini
aja’ aku ngasih link ke blog lain aku, kalau nggak salah disana ada.
‘Uuuuu’
‘Ketemu?’
‘Nggaak,
kirim disini ajaa’
‘Oke deh’
kataku
‘Manaaa??’
‘Ada tapinya
nih’
‘Tapi apa?’
‘Aku aja
belum kamu add.’
‘Udaaahhh’
‘Udah apa?’
‘Udah di
addd’
‘Oke, aku
kirim’
Nah saat itulah
selfie pertama aku sejak era selfie dimulai, itu juga yang pertama aku berfoto
buat dikirim sama cewek. Ketawa sendiri kalau ingat momen itu.
Chat dengan
dia (mungkin juga dengan cewek manapun) harus sabar. Harus punya gravitasi
sendiri, jangan sampe ketarik ke gravitasi dia. Dia kalau chatting kadang cepat
balas dan kadang lama banget, lebih banyak lamanya. Bikin penasaran, bikin
naik darah. Seolah-seolah dia sedang sibuk padahal aku yakin banget dia
baca lewat Notification Center. Di Notification Center nggak ketahuan kalau
pesan udah dibaca.
Aku sering
kesal karena dia lama kalau membalas. Tolong jangan ditiru ya, itu tingkah
bodoh. Hanya karena orang lain lama membalas chat, aku meracun kepala sendiri
dengan rasa kesal. Well karena pengalaman itu, aku belajar untuk menciptakan
gravitasi aku sendiri, menarik namun misterius. Berpikir gimana supaya dia itu
tertarik sama aku, bukan sebaliknya. Nah, hasilnya yang pertama itu ya saat dia
minta foto aku. Ahahah
Aku pernah
ketemu suatu kutipan, ‘A good relationship starts with friendship.’ Itu bener
banget! Aku praktekin kutipan itu ke Vanesha. Dan alasan kenapa banyak orang
terjebak ke friendzone itu karena
niat dia kenalan itu buat dijadiin pacar.
Bagaimana
bisa kamu mencintai seseorang tanpa memulai mengenalnya sebagai teman?
Coba awalnya
dibuat temenan atau pengen nambah koneksi, kesannya pasti natural, nggak ada
perhatian yang dipaksakan, nggak ada perhatian yang menginginkan perhatian
balik. \jnny/
No comments:
Post a Comment