Sejak selfie
pertamaku yang aku kirim ke dia yang tentu saja amburadul, aku berusaha untuk
meng-improve fotoku. Selfie emang bukan gayaku tapi ya bolehlah dipelajari.
Selfie si
Vanesha itu keren, tapi editingnya tidak punya selera. Foto-foto yang sering
ditampilkannya sering sendiri. Ekspresinya elegan. Dia lebih sering membuat
kolase daripada editing tone foto, atau lebih tepatnya permainan
filter. Dia punya banyak app editing foto di iPhone-nya, app yang paling sering
digunain dan merekomendasikannya ke aku untuk ikut menggunakan adalah
Afterlight. Ini app keren banget, simply beauty namun banyak fitur. Aku yakin
kamu bakal suka.
A little selfie won't hurt. - Vanesha
Iravan
Bicara soal
era fotografi mobile yang nggak lepas dari editing dan permainan filter.
Pendapat kita terbelah, foto tanpa edit dan foto editan. Foto editan itu nggak
ada apa-apanya dibanding foto murni, tanpa filter. Bagi aku, itu pengkotak-kotakan
yang dangkal. Maksudku, sebelum foto hasil jepretanmu muncul di layar LCD,
kamera udah mengeditnya duluan. Inilah era digital, segala sesuatunya ga bisa
lepas dari editing. Okelah kalau kamu tetap ga terima penjelasanku. Aku beri
pengandaian sederhana, foto yang tanpa edit itu ibarat music klasik. Sementara
foto dengan editan itu seperti Electronic Dance Music.
Balik lagi
ke Vanesha, mataku tidak nyaman melihat foto profilnya saat dia memajang foto
yang ter-crop. Dia foto berdua tapi orang disampingnya itu di crop abis,
jadinya ga seimbang. Kalau niatnya foto berdua, harusnya tetap seperti berdua
dong. Terus satu lagi, ada satu foto dia lagi duduk di suatu cafe, tersenyum,
tapi aku ngeliatnya janggal, rasanya ada yang di crop dari foto itu.
Kalau
cropping extrim nggak dimungkinkan, dia bakal hapus wajah temen disampingnya,
tentu aja hasilnya jelek kayak anak kecil main-main pake Healing Brush Tool-nya Photoshop. Wajar aja sih karena dia gunain
App instan di iPhone.
Tujuan dia
me-cropping agar orang lain fokus melihat dia.
Kalau foto
profilenya bagus, akan aku puji. Tapi kalau jelek bakal aku kritik. Setelah aku
kritik, dia mulai jarang ngapus wajah orang lain difotonya. Pernah dia posting
foto berdua sama cowok. Aku tanya kok wajah itu cowok dihapus. Dia jawab nggak
apa-apa karena itu kaka-nya. Duh, aku pikir kaka-nya itu cewek, taunya cowok.
Dia kirim
balik tuh foto berdua bareng Kakanya. Mereka mirip, sama-sama putih, senyum mereka juga, senyumnya lembut dan
tenang. Oh ya, untuk saat ini hanya itu yang bisa aku jelaskan dari Kaka-nya
Vanesha. Tentang aja, bakal ada pembahasan khusus mengenai dia nanti.
Everybody
love quotes. Dia suka kutipan dan beberapa kali menggunakannya foto profilnya. Selain
itu, dia juga jarang memajang foto profile. Tau kenapa? Kecantikan adalah
anugrah sekaligus kutukan. Dia sering mendapat terror di Line, dari rayuan klise sampai omongan cabul. Ya
begitulah, di dunia maya semua orang ngerasa dirinya bebas bertingkah apa aja.
Lihat foto
profil Blogger ku? Huruf J yang merupakan inisial namaku. Foto awalnya itu
berwarna biru putih. Aku pasang sebagai foto profil LINE. Bum! Beberapa menit
kemudian, si Vanesha itu minta dibuatkan. \jnny/
No comments:
Post a Comment